Jumat, 09 Desember 2016

ALAT PERAGA
1. PENGERTIAN ALAT PERAGA
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ). Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar.Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat  alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai  dengan tipe siswa belajar.

Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi  seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat Bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa JEunsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapain tersebut, peranan alat Bantu atau alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa.Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga.Alat tersebut berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

2. JENIS-JENIS ALAT PERAGA
Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai  benda aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi / flash (gerak), video (rekaman atau simulasi).Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.

Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan software-software komputer yang dapat menciptakan alat peraga. Jika guru belum memiliki kemampuan untuk menciptakan alat peraga berbasis TIK maka guru dapat memanfaatkan hasil alat peraga yang telah diciptakan oleh rekan-rekan sejawat yang lain. Eksplorasilah kemampuan pencarian informasi melalui internet, maka guru akan mendapatkan beragam alat peraga pembelajaran berbasis TIK yang bisa dipergunakan secara cuma-cuma.

Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak.Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat (wikipedia, 2009).

Flash adalah alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan (mohkaris.blogspot.com, 2009). Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuat dengan menggunakan alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan. (mohkaris.blogspot.com, 2009).
Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang nyata, keadaan sekelilingnya (state of affairs), atau proses.Aksi melakukan simulasi sesuatu secara umum mewakilkan suatu karakteristik kunci atau kelakuan dari sistem-sistem fisik atau abstrak (wikipedia, 2009).

Jenis alat peraga dikelompokan menjadi dua, yaitu :
  • Alat peraga dua dan tiga dimensi Bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta timbul, globe, papan tulis.
  • Alat peraga yang diproyeksikan Film, slide dan filmstrip
Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar yaitu:
a. Gambar:
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai unur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan.










b. Peta:
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara serta kota-kota yang disebut Al-kitab.Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.





c. Papan tulis:
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar.Papan tulis dapat dirima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif.Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah diagram, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian.





3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran yaitu:

A. Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu:
  • Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik. 
  • Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya.
  • Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan.
  • Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
·         Adapun tujuan dari alat peraga untuk:
  • Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta memperjelas.
  • Mengembangkan sikap yang dikehendaki.
  • Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.
 Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh kesanggupan seorang anak perlu  dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah “ mendengar” melalui pendengaran, anak mengikuti peristiwa-peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan. Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan “dilihat melalui sebuah gambar “. Dengan demikian, melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh kesan yang jauh lebih mendalam.           

B. Kekurangan alat peraga yaitu:
  • Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru.
  • Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan.
  • Perlu kesediaan berkorban secara materiil.
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran alat peraga itu, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan peraganya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan itu. Kelemahan lain adalah alat peraga dipandang sebagai “alat Bantu “ semata-mata bagi guru dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat peraga tersebut diabaikan. Disamping itu terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap memandang materi audiovisual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.
Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu. Ruseffendi (dalam darhim,19986:14 ) menyatakan bahwa alat peraga yang di gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:
  1. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat ).
  2. Bentuk dan warnanya menarik.
  3. Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit ).
  4. Ukurannya sesuai (seimbang )dengan ukuran fisik anak.
  5. Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman)
  6. Sesuai dengan konsep pembelajaran.
  7. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman )
  8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.
  9. Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok )alat peraga itu supaya dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya ) dan lain-lain.
  10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak ).

4.    FUNGSI ALAT PERAGA
Berikut ini beberapa fungsi alat peraga antara lain: 
  • Fungsi Alat Peraga terutama untuk membangkitkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 
  • Fungsi Alat peraga untuk menyajikan materi ke dalam  bentuk  yang lebih konkrit, siswa  pada tingkat  yang lebih rendah akan lebih memahami dan mengerti apa yang diajarkan 
  • Dengan Alat  Peraga siswa akan menyadari   adanya  hubungan  antara   pembelajaran  dengan benda-benda di sekitar.
  • Penggunaan alat peraga meungkinkan konsep-konsep  abstrak yang  disajikan  dalam  bentuk  konkr

Fungsi lain dari alat peraga adalah sebagai berikut:
  1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
  2. Salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru karena mrupakan bagian yang integral dari situasi mengajar.
  3. Penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
  4. Penggunaannya bukan semata-mata alat hiburan (pelengkap).
  5. Untuk mempercepat proses pembelajaran (menangkap pengertian)
  6. Untuk memprtinggi mutu pembelajaran.

Nilai-nilai penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
  2. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
  3. Hasil belajar bertambah mantap.
  4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
  5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
  6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya bahasa.
  7. Membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.

5. PENERAPAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilaksanakan setiap hari, merupakan kehidupan dari suatu kelas, dimana guru dan peserta didik saling terkait dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan oleh guru.Keberhasilan kegiatan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru, karena guru merupakan pengelola tunggal di dalam kelas.Oleh karena itu bila peserta didik kurang bisa menunjukan keterampilan dalam suatu mata pelajaran, maka tuduhan kekurangberhasilan juga tertuju kepada guru.

Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran.Berdasar fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana.Namun dalam keseharian kita tidak terlalu membedakan antara alat peraga dan sarana.Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari. Contoh: papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk persegi panjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru menerangkan bangun geometri dalam persegi panjang.

Fungsi utama alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar anak mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep yang dipelajari.Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi alat peraga maka anak mempunyai pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti konsep. Sedangkan sarana merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai alat bantu untuk melakukan pembelajaran. Dengan menggunakan sarana tersebut diharapkan dapak memperlancar pembelajaran. Contoh: papan tulis, jangka, penggaris, lembar tugas (LT), lembar kerja (LK), dan alat-alat permainan.

Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga ialah sebagai berkut:
  1. Menentukan alat peraga dngan tepat.
  2. Menetapkan /memperhitungkan subjek dengan tepat.
  3. Menyajikan alat peraga dengan tepat.
  4. Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga tepat waktu, tempat dan situasi yang tepat.

Untuk meminimalisasi dominasi guru dalam penggunaan alat peraga, maka perlu direncanakan dan dikembangkan alat peraga untuk kelompok atau individu. Ada beberapa keuntungan bila alat peraga digunakan untuk kelompok, antara lain: (1) adanya tutor sebaya dalam kelompok, akandapat membantu guru dalam menerangkan pemanfaatan alat peraga kepada temannya, (2) kerjasama yang terjadi dalam penggunaan alat peraga kelompok akan membuat suasana kelas lebih menyenangkan, (3) banyaknya anggota kelompok yang relatif kecil akan memudahkan peserta didik untuk berdiskusi dan bekerjasama dalam pemanfaatan alat.

      Dengan bantuan penggunaan alat peraga dalam diharapkan dapat memberikan permasalahan-permasalahan menjadi lebih menarik bagi anak yang sedang melakukan kegiatan belajar. Karena penemuan-penemuan yang diperoleh dari aktivitas anak biasanya bermula dari munculnya hal-hal yang merupakan tanda tanya, maka permasalahan yang diselidiki jawabannya itu harus didasarkan pada obyek yang menarik perhatian anak. Jadi bila memungkinkan hal itu haruslah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang mengarah pada bahan diskusi dalam berbagai cabang penyelidikan, misalnya dari buku, dari guru atau bahkan dari anak sendiri.Hal itu dapat ditentukan melalui peragaan dari guru dan diskusi yang melibatkan seluruh kelas atau oleh kelompok kecil/seorang anak yang bekerja dengan lembar kerja. Dengan menggunakan suatu lembar kerja, mereka dapat menggunakan bahan-bahan yang dirancang untuk mengarahkan dalam menjawab pertanyaan yang akan membantu mereka menemukan suatu jawaban yang dimaksudkan pada arti pertanyaannya. Oleh karena itu sebaiknya setiap alat peraga dilengkapi dengan kartu-kartu atau lembar kerja atau petunjuk penggunaan alat untuk menjawab permasalahan.

Pengertian Pembelajaran Di Luar Kelas

Pembelajaran di luar kelas atau biasa dikenal outdoor learning adalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas yang berorientasi pada alam sekitar yang mempunyai sifat menyenangkan dan dapat mewujudkan nilai spiritual siswa mengenai keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan cara mengamati, menyelidiki, menemukan sendiri segala sesuatu ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Proses pembelajaran seperti ini akan dapat mengembangkan dan membangun suasana belajar yang menyenangkan dan menantang serta memotivasi dimana siswa tidak hanya berinteraksi dengan satu sumber belajar saja tetapi bisa belajar dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan ke tempat yang dikunjungi. Mengadakan kegiatan study banding mengunjungi  obyek lain diluar sekolah merupakan hal yang sangat tepat mewujudkan hal itu sehingga harapan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas akan bisa tercapai dengan maksimal.

Kegiatan pembelajaran diluar kelas  ini bertujuan untuk mengembangkan multi kecakapan siswa sekaligus memperluas wawasan siswa tentang obyek  pembelajaran khususnya yang ada di daerah Bali, melakukan pengamatan terhadap situasi objek pembelajaran yang dikunjungi untuk selanjutnya melakukan perbaikan yang dianggap perlu, memberikan suasana baru bagi guru dan siswa  sehingga mampu membangkitkan motivasi untuk meningkatkan kinerja mereka, menggali informasi tentang Seni dan Budaya daerah.

Selain untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan dalam belajar, maka proses belajar mengajar di luar kelas bisa meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Kita semua tahu bahwa kunci utama dalam keberhasilan pembelajaran terletak pada motivasi baik guru dan siswa. Motivasi bisa turun bila tak ada variasi dalam pembelajaran. Variasi juga rendah bila tempat pembelajaran juga monoton hanya dalam kelas saja. Maka tak ada salahnya untuk kembali membangkitkan agar siswa kembali bersemangat dan termotivasi dalam pembelajaran maka guru mencoba variasi pembelajaran dilakukan di luar kelas.

Demikian pembahasan tentang Pengertian Pembelajaran Di Luar Kelas, semoga bermanfaat dan terimakasih sudah berkunjung di http://hajjahrahmatiah.blogspot.co.id/

Pelajaran Anak SD dan Metode Pembelajaran Yang Tepat

Guru yang profesional adalah mengerti cara memberikan pelajaran anak sd dengan baik. Mereka dapat menyampaikan materi secara maksimal kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut memang bukan hal yang mudah, apalagi pada pendidikan SD. Hal ini mengingat bahwa anak sekolah dasar masih berada tahap yang masih kecil sekali. Kadangkala, ketika pembelajaran berlangsung, masih ada anak yang keluyuran di luar kelas atau menjahili temannya. Oleh karena itulah, guru perlu memiliki sifat sabar dan mempelajari model-model pembelajaran anak sekolah dasar. Mengajar sekolah anak dasar bukanlah hal yang mudah. Guru perlu sabar karena ini akan memengaruhi perkembangan siswa itu sendiri. Jika guru sering memperlihatkan kekerasan, maka siswa akan berkarakter sama dengan si pendidik. Akan tetapi, kalau kita mengajarkan sesuatu dengan cara yang baik, maka karakter mereka juga akan baik pula. Hal ini juga berlaku dalam proses pembelajaran pada anak sekolah dasar di dalam kelas. Saat seorang guru memperlihatkan wajah seram di kelas, maka suasana belajar jadi menyeramkan. Berbeda dengan ketika guru tersebut selalu terlihat ramah dan tersenyum kepada siswa-siswanya. Guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa tidak merasa terbebani. Akan lebih bagus lagi jika guru juga menyampaikan materi dengan metode pembelajaran yang interaktif.

Pengertian Model Pelajaran SD

Metode pembelajaran sendiri adalah rangkaian kesatuan antara pendekatan, strategi, taktik atau metode dalam pembelajaran. Model pembelajaran anak sd juga bisa dikatakan sebagai desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa untuk bisa berinteraksi dengan aktif yang akan membuat mereka mengalami pengembangan diri.

Model Pembelajaran Anak Sekolah Dasar

Model pembelajaran yang digunakan untuk anak SD harus disesuaikan dengan materi dan tingkat pendidikan yang dihadapi. Model pembelajaran mengenai pelajaran anak SD biasanya lebih bersifat menyenangkan. Di bawah ini adalah contoh-contoh model pembelajaran :
  • Paikem
    Paikem adalah singkatan dari pendidikan aktif kreatif dan menyenangkan Islami. Model ini menuntut anak agar bisa aktif dan kreatif dan menanamkan nilai-nilai keislaman.
  • CTL
    CTL atau Contekstual Teaching Learning adalah sebuah pembelajaran yang terdiri dari sejumlah kegiatan seperti kontruksivisme, bertanya, inkuiri, pemodelan, masyarakat belajar, refleksi serta penilaian. Metode ini menuntut anak juga untuk berpikir kreatif dengan membangun sendiri materi yang akan mereka dapatkan.
  • Metode Collaborative Learning
    Metode ini disebut juga dengan belajar kolaboratif adalah kegiatan kelompok yang bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah secara bersama untuk menempuh satu tujuan.
  • Metode Quantum Learning
    Metode ini adalah metode yang bisa diandalkan untuk menanggulangi masalah yang paling sulit untuk diselesaikan di sekolah, yaitu kebosanan siswa.

Teknik-Teknik Bimbingan Untuk Anak SD bisa dilakukan dengan sejumlah cara yakni :

  • Teknik Individual
  • Directive Counseling : konselor akan membuka jalan pemecahanan yang dihadapi oleh anak
  • Non-Directive Counseling : Prosedur ini yaitu pelayanan bimbingan difokuskan untuk anak-anak yang bermasalah.
  • Elective Counseling : Dengan menggunakan teknik ini, pelayanan sendiri tidak dipusatkan pada pembimbing atau si klien, namun masalah yang dihadapi itulah yang perlu ditangani.
Jadi, memang banyak sekali hal-hal yang bisa dilakukan untuk melakukan memberikan pelajaran anak sd. Ingat, bahwa anak sekolah dasar masih bersifat anak-anak dan tidak bias dikeraskan. Sekali-kali, berikanlah mereka suatu reward jika mereka bisa meraih ranking atau hasil yang bagus dengan membelikan mereka sebuah tas anak atau berbagai hadiah lainnya yang akan membuat mereka menjadi lebih bersemangat. Ketika mereka bersemangat, pendidik pun akan lebih mudah memberikan pelajaran anak sd.

sumber:http://www.tasanakkonoka.com/pelajaran-anak-sd-dan-metode-yang-tepat/

Pengertian Pembelajaran di Sekolah Dasar

1. Pengertian Pembelajaran
 
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Pembelajaran pada hakekatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa, akan tetapi merupakan aktifitas profesional yang menuntut guru untuk dapat menggunakan ketrampilan dasar mengajar secara terpadu, serta menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif dan efisien.

“Pembelajaran adalah suatu kegiatan kompleks. Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga merupakan aktivitas profesional yang menuntut guru dapat menggunakan ketrampilan dasar mengajar secara terpadu serta menciptakan situasi efisien (Mashudi, Toha dkk, 2007 :3). Oleh karena itu dalam pembelajaran guru perlu menciptakan suasana yang kondusif dan strategi belajar yang menarik minat siswa.

 
2. Tujuan Pembelajaran
 
Tiap usaha mengajar sebenarnya ingin menumbuhkan atau menyempurnakan pola laku tertentu dalam diri peserta didik. Kegiatan itu bisa berupa kegiatan rohani dan kegiatan jasmani. Mengajar merupakan suatu aktifitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi belajar mengajar ( Nasution, 1982 :8). Jadi keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar.

Mengajarkan suatu bahan pelajaran dengan baik, membutuhkan suatu usaha yang memerlukan pengorganisasian yang matang dan semua komponen dalam situasi mengajar. Komponen itu antara lain pemilihan : metode, materi, tujuan, media, evaluasi dan model pembelajaran. Dalam seluruh kegiatan belajar mengajar komponen model pembelajaran termasuk memegang peranan yang penting. Karena pemilihan strategi mengajar yang tepat dalam penggunaan model pembelajaran sangat menentukan hasil belajar siswa

Pahlawan Pendidikan

Jika dunia kami yang dulu kosong
tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Pahlawan tanpa tanda jasa
Ialah Guru
Yang mendidik ku
Yang membekali ku ilmu
Dengan tulus dan sabar
Senyummu memberikan semangat untuk kami
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluhmu
Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar
Untuk murid-muridnya
Terima kasih Guru
Perjuanganmu sangat berarti bagiku
Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan doa untukmu
Terimakasih Guruku